suararakyat.news - Soppeng, 11 Oktober 2024 – PT. Syngenta Indonesia berhasil mencatatkan prestasi luar biasa dengan memecahkan Rekor Museum Rekor Dunia – Indonesia (MURI) untuk kategori “Penanaman Jagung oleh Petani Terbanyak” di Desa Abbanuang, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Pencapaian ini terjadi pada Kamis, 10 Oktober 2024, di mana sebanyak 1.000 petani turut serta dalam kegiatan tersebut.
Pemecahan rekor ini diinisiasi oleh PT. Syngenta Indonesia dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Soppeng. Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan 10 Tahun benih jagung NK212, dengan Soppeng sebagai venue utama dari rangkaian perayaan yang juga dilangsungkan di beberapa titik lain seperti Jeneponto, Gorontalo, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.
“Pemecahan Rekor MURI ini sangat spesial karena bertepatan dengan perayaan 10 Tahun NK212 di Sulawesi. Predikat ini merupakan bentuk apresiasi kepada para petani yang setia dengan NK212. Kami harap petani dapat semakin sejahtera melalui program ini,” ujar Bahtiar Manadjeng, Regional Sales Manager Sulawesi dan Kalimantan, dalam sambutannya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kabupaten Soppeng, distributor PT. Dwitama Sembada, para mitra retailer seperti Usaha Baru Tani Soppeng dan PT. Indah Agro Lestari, serta 1.000 petani dari Kabupaten Soppeng, Wajo, dan Bone, termasuk komunitas petani setia NK212 seperti Srikandi NK, Dondo Community NK, Penyuluh NK, dan Petani Millenial NK.
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Soppeng, A. Magfirah, S.P., mengungkapkan, “Soppeng merupakan salah satu penghasil komoditas jagung terbesar di Sulawesi Selatan. Kami berharap sinergi antara Pemerintah Kabupaten Soppeng dan Syngenta terus berlanjut untuk meningkatkan kesejahteraan petani jagung.”
Selain itu, PT. Syngenta Indonesia juga memperkenalkan inovasi terbaru berupa benih jagung NK212s atau NK212 Sakti, yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani melalui keunggulan toleransi terhadap herbisida glifosat dan hama penggerek batang. “Benih ini dapat menghemat biaya perawatan dan meningkatkan hasil panen, sehingga kesejahteraan petani dapat semakin meningkat,” tutup Bahtiar Manadjeng.
